Vrydag 15 Maart 2013

SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK



PANDANGAN UMUM SISTEM TENAGA LISTRIK

Pada umumnya sistem tenaga listrik terdiri atas kumpulan komponen peralatan listrik atau mesin listrik seperti generator, transformer, beban dan berikut alat-alat pengaman dan pengaturan yang saling dihubungkan membentuk suatu sistem yang digunakan umtuk membangkitkan, menyalurkan dan menggunakan energi. Di dalam sistem-sistem tenaga listrik, komponen-komponen tersebut dibedakan menjadi menjadi tiga bagian, yaitu :

1.    Pembangkit listrik
Pusat pembangkit tenaga listrik (Electric Power Plant), biasanya terletak jauh dari pusat bebab, dimana energi listrik tersebut digunakan. Pada pembangkit, tenaga listrik tenaga listrik dibangkitkan oleh generator sinkron 3 phase pada tegangan 6,6 kV, 11 kV atau 13,2 kV dan bahkan ada yang mencapai 32 kV.
Frequensi tegangan yang dibangkitkan oleh generator diberikan oleh persamaan                                                                               dengan : r = Jumlah pasang kutup
               n = Kecepatan rotordalam putaran per menit (rpm)

2.     Saluran Transmisi
Energi listrik yang dibangkitkan dari pembangkit listrik disalurkan melalui kawat-kawat atau saluran transmisi menuju ke pusat-pusat beban. Saluran transmisi menurut cara penyalurannya ada dua macam, yaitu :

a.         Saluran Udara (Overhead Lines)
Adalah saluran transmisi yang menggunakan kawat-kawat telanjang yang digantungkan pada tiang transmisi dengan perantaraan isolator-isolator.
b.         Saluran Bawah Tanah (Underground)
Adalah saluran transmisi yang menggunakan konduktor-konduktor berisolasi yang ditanam dengan kedalaman tertentu di bawah tanah.

Setiap cara penyaluran di atas mempunyai kelebihan dan kelemahannya sendiri-sendiri. Dibandingkan dengan saluran udara, saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, hujan, angin, bahaya petir dan sebagainya. Lagipula, saluran bawah tanah lebih estetis karena tidak mengganggu pandangan. Karena alasan terakhir ini, saluran bawah tanah lebih disukai, terutama untuk daerah yang padat penduduk dan di kota-kota besar. Namun biaya konstruksinya jauh lebih mahal dibandingkan dengan saluran udara dan perbaikannya lebih sulit bila terjadi gangguan hubung singkat dan kesukaran-kesukaran lain. Pilihan antara saluran udara dan saluran kabel tergantung pada berbagai faktor, antara lain rute saluran, pentingnya kontuinitas pelayanan, arah perkembangan daerah, biaya pemeliharaan tahunan, biaya modal dan umur manfaat sistem.

3.   Distribusi
Sistem distribusi merupakan area yang seringkali terjadi kerusakan (Broken Down) dan gangguan, dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :



a.   Gardu Induk Distribusi (Distribution Substation)
      Merupakan gardu yang bertugas membagi dalam beberapa penyulang (feeder) dari 150 kV menjadi 20 kV. Dan juga terdapat relay-relay pengaman jaringan, yaitu :
1.      OCR (Over Current Relay)
2.      UFR (Under Frequency Relay)
3.      UVR (Under Voltage Relay)
4.      OVR (Over Voltage Relay)
5.      GFR (Ground Fault Relay)

b.   Distribusi Primer
      Dari keluaran (out going) feeder, tenaga listrik disalurkan melalui distribusi primer dengan tegangan sebesar20 kV / 6 kV menuju ke pusat-pusat beban melalui SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) dan SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah)
c.   Distribusi Sekunder
      Terdiri dari dua jenis, yaitu Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dan Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR). Tegangan yang berada pada saluran ini diturunkan dari distribusi primer melalui transformer distribusi dengan tegangan sekunder 380/220V.

  TRANSFORMER
   Transformer atau transformator adalah alat untuk memindahkan daya listrik bolak-balik (Alternating Current) dari satu rangkaian ke rangkaian lainnya dengan menggunakan prinsip elektromagnetik.
1.   Jenis-jenis transformator
                  Ada berbagai macam jenis transformator berdasarkan letak kumparan terhadap inti, perbandingan transformasi, konstruksi transformator, jenis fasategangan dan kegunaan.
a.   Jenis transformator berdasarkan letak kumparan terhadap inti, terdapat 2 jenis, yaitu :
1.      Jenis Inti, dimana kedudukan kumparan mengelilingi inti.
2.      Jenis Shield, dimana kumparan dikelilingi inti.
b.   Jenis transformator berdasarkan perbandingan transformasi. Yang dimaksud dengan perbandingan transformasi adalah perbandingan antara kumparan primer dan kumparan sekunder, dimana :
Sehingga berdasarkan perbandingan, transformasi ini dikenal dua jenis transformator, yaitu :
b.1.   Penaik tegangan, bila lilitan primer lebih kecil dari lilitan sekunder , dimana dalam kaitannya dengan sistem distribusi sering disebut Trafo Daya / Step Up (Power Transformer). Trafo daya merupakan komponen utama pada sebuah pembangkit listrik. Fungsinya adalah mentransformasikan harga arus dan tegangan pada harga daya dengan frekuensi tetap (sama), yakni menerima tegangan rendah pada sisi primer(melalui pembangkit listrik), lalu merubahnya menjadi tegangan menengah dan menyalurkan ke beban / konsumen misalnya gedung Mal Artha Gading lewatsaluran distribusi primer.
b.2.   Penurun tagangan, bila lilitan primer lebih besar dari lilitan sekunder, dimana dalam kaitannya dengan sistem distribusi sering disebut sebagai Trafo Distribusi / Step Down (Distribution Transformer). Trafo distribusi memiliki kapasitas yang lebih kecil dari trafo daya, dan perannya adalah mentransformasikan tegangan menengah ke tegangan rendah untuk selanjutnya disalurkan ke beban / konsumen.


c.                Konstruksi Transformator.
Pada dasarnya ada tiga jenis transformator berdasarkan inti yang dipergunakan yaitu bentuk L, F dan E.

d.      Cara Pendinginan.
Berbagai macam cara pendinginan transformator yang dikenal secara umum dapat dilihat dari table berikut ini :  
Sistem pendinginan yang sering digunakan adalah :
d.1.   ONAN (Oil Natural Air Natural)
Pada jenis ini sirkulasi minyak secara alamiah dan sirkulasi udara pendingin juga secara alamiah. Dalam hal ini terjadi sirkulasi minyakpada radiator karena adanya perbedaan berat jenis antara minyak dingin dan minyak panas.
d.2.   ONAF (Oil Natural Air Forced)
Pada jenis ini sirkulasi minyak secara alami, tetapi sirkulasi udara menggunakan paksaan / tekanan, yaitu dengan menggunakan hembusan kipas angin yang digerakkan motor listrik. Operasi dari transformer ini umumnya dimulai dengan ONAN atau ONAF dengan hanya sebagian kipas angin yang dijalankan dan bila temperature transformer naik pada suhu tertentu (kenaikan temperature ini dikontrol oleh termostate), maka kipas angin akan dijalankan secara bertahap.
d.3.   OFAF (Oil Forced Air Forced)
Pada jenis ini sirkulasi minyak pada radiator menggunakan kekuatan pompa, sedangkan sirkulasi udara menggunakan kekuatan lain, yaitu kipas.

e.   Jumlah Fasa Tegangan
Jumlah fasa tegangan yang biasa digunakan dalam sistem tenaga listrik adalah satu fasa dan tiga fasa. Berdasarkan ini dikenal dua jenis transformator , yaitu transformator satu fasa dan transformator tiga fasa.

f.    Kegunaan.
Ada beberapa jenis transformator berdasarkan kegunaan dalam ilmu kelistrikan, Yaitu :
f.1.    Trafo tegangan, untuk sistem transmisi dan distribusi
f.2.    Auto transformer, belitan primer dan sekunder menjadi satu.
f.3.    Trafo pengaman, untuk menurunkan tegangan sehingga tidak membahayakan pekerja.
f.4.    Trafo pengukuran. Untuk keperluan instrumentasi yang menggukan komponen elektronika dengan degangan yang sangat rendah.
2.2.2.   Proteksi Trafo Daya.
Pemasangan peralatan untuk melindungi trafo daya adalah penting mengingat peranan-peranan trafo dalam sistem distribusi tenaga listrik. Ada beberapa peralatan yang biasa digunakan untuk melindungi trafo daya, yaitu :
a.   Pengaman beban lebih.
Pembebanan yang berlebihan akan berakibat naiknya temperature transformer. Ada batas kenaikan temperature yang masih bisa ditoleransi suatu transformer daya. Apabila temperature transformer melebihi batas suhu maksimum yang diperbolehkan, maka akan berakibat rusaknya isolasi, konstruksi inti dan kumparan transformer. Contoh pengaman beban lebih adalah cairan indikator suhu dan relay suhu.

b.   Pengaman arus hubung singkat.
Pengaman arus hubung singkat ini harus dapat bekerja dengan cepat untuk meminimalkan kerusakan yang timbul seperti kerusakan mekanis. Kerusakan akibat kenaikan temperature yang ekstrim akan mengikuti peristiwa masuknya arus hubung singkat ke dalam rangkaian trafo. Contoh pengaman arus hubung singkat adalah relay diferensial dan relai arus lebih.


c.   Pengaman Tegangan Lebih.
Pengaman terhadap tegangan lebih ini sangat diperlukan karma akan muncul tegangan sisa akibat switching dan sambaran petir. Maka dipasang arrester untuk pengaman tegangan lebih.

            SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
Di Indonesia, system jaringan distribusi primer dikenal dengan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 kV. Saluran ini menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk distribusi (Distribution Substation) menuju konsumenyang terlebih dahulu diturunkan tegangannya menjadi 220 / 380 Volt oleh transformer distribusi 20 kV / 220 – 380 Volt. Di dalam mendesain suatu system jaringan distribusi primer harus bisa menaggung beban  hingga batas maksimum. Oleh karena itu disesuaikan dengan perkembangan beban. Batas maksimum tergantung dari kapasitas trafo daya, kemampuan saluran penghantar dan kerugian tegangan (disipasi teganga) yang diijinkan antara sisi pengirim dan sisi penerima.
Klasifikasi jaringan distribusi primer sebagai berikut.

2.3.1.      Jaringan Distribusi Primer Menurut Konstruksi Konduktor.
      Jaringan distribusi SUTM 20 kV di sebagian wilayah Jakarta umumnya masih menggunakan konstruksi kawat, yaitu saluran yang konduktornya tidak dilapisi isolasi sebagai pelindung luar (telanjang). Typt konstruksi demikian hanya diperuntukan pada pasangan luar (out door) yang diharapkan terbebas dari sentuhan, misalnya untuk pasangan overhead. Untuk jenis kabel, yaitu saluran yang konduktornya dilindungi (dibungkus) lapisan isolasi, biasanya jarang digunakan kecuali pada permintaan khusus seperti komplek perumahan real estate dan daerah perkantoran elite di kawasan Sudirman-Thamrin karena diletakkan di dalam tanah (underground) atau karena ada benda yang menghalangi (pohon besar, rumah susun yang berhimpitan dengan jaringan SUTM 20 kV, jembatan atau jalan tol dan sebagainya).

2.3.2              Jaringan Distribusi Primer Menurut Tempat Peletakannya
Peletakan di udara (over head) menjadi pilihan PT. PLN, dimana jaringan ini digunakan di udara bebas dengan bantuan tiang-tiang penyangga baik menggunakan konduktor penghantar kawat maupun kabel (keadaan khusus). Untuk penghantar kawat digunakan isolator atau crossarm. Sedangkan konduktor kabel cukup menggunakan klem-klem. Beberapa tempat menggunakan konstruksi bawah tanah (under ground) yang menggunakan penghantar kabel tanah (ground cable) dan untuk konstruksi bawah laut (submarine) yang digunakan di Selat Madura maupun Selat Bali tidak untuk SUTM tetapi SUTT atau SUTET.

2.3.3.      Jaringan Distribusi Primer Menurut Susunan Peletakannya (Konfigurasi).
Konfigurasi yang digunakan PT. PLN Jakarta Raya ada tiga macam, yaitu :
a.       Konfigurasi vertikal, yaitu bila di antara ketiga saluran fasa pada sistem tiga fasa (R, S, T) saling membentuk garis vertikal (tegak lurus bidang tanah, sejajar dengan posisi tiangnya). Dan dalam perkembangan ada konfigurasi vertikal dan delta.
b.      Konfigurasi horizontal, bila diantara ketiga saluran fasanya saling membentuk garis lurus horizontal, sejajar dengan permukaan tanah. Dimana konfigurasi horizontal ini ada dua macam yaitu konfigurasi horizontal tanpa perisai pelindung dan konfigurasi horizontal dengan perisai pelindung.
c.       Konfigurasi segitiga atau delta ketiga fasanya membentuk bidang segitiga.
Peletakkan kabel terisolasi pada sisi tegangan rendah dengan diletakkan di atas cable tray menjadi pilihan Gedung Mal Artha Gading karena sesuai dengan kebutuhan dan kondisi medan yang indoor. Cable tray digantungkan pada pelat-pelat beton strukturdengan lebar tray disesuaikan dengan diameter dan jumlah kabel yang digunakan. Untuk penghantar kawat digunakan jenis kabel NYY single core type dengan diameter berfariasi antara 1 x 120 mm2 hingga 1 x 400 mm2. Beberapa kabel menggunakan kabel tahan panas untuk kebutuhan sistem fire. Untuk sistem bawah tanah yang digunakan untuk instalasi kabel taman, kabel ditanam dalaqm tanah dengan menggunakan kabel tanah tegangan rendah jenis NYFGBY.
Konfigurasi jaringan distribusi primer pada dasarnya hanya dipengaruhi dan ditentukan oleh situasi medan dimana jaringan tersebut dipasang.

2.3.4.      Jaringan distribusi Primer Menurut Bahan Konduktornya.
Bahan konduktor yang paling populer digunakan adalah tembaga (copper) dan alumunium. Tembaga mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kawat penghantar alumunium karena konduktifitas dan kuat tariknya lebih tinggi. Tetapi kelemahannya ialah, untuk besar tahanan yang sama, tembaga lebih berat daripada alumunium, dan juga lebih mahal. Oleh karena itu kawat penghantar alumunium telah menggantikan kedudukan tembaga. Untuk memperbesar kuat tarik dari kawat alumunium digunakan campuran alumunium (alumunium alloy). Oleh karena itu ada beberapa macam jenis konduktor, yaitu :
a.       AAC (All Alumunium conductor)
Kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari alumunium.
b.      AAAC (All Alumunium Alloy Conductor)
Kawat penghantar yang terbuat dari campuran alumunium
c.       ACSR (All Conductor Steel Reinforced)
Kawat penghantar alumunium berinti kawat baja.
d.      ACAR (All Conductor Alloy Reinforced)
Kawat penghantar alumunium yang diperkuat dengan logam campuran.




2.3.5.      Jaringan Distribusi Primer Menurut Susunan Rangkaiannya.
2.3.5.1.      Sistem Radial.
Tipe ini merupakan bentuk yang paling sederhana dari semua jenis sistem jaringan distribusi lainnya. Penyalurannya secara radial dari penyulang gardu induk hingga konsumen (baik SUTM maupun SUTR). Namun kemungkinan terjadinya padam sangat besar, yang biasanya disebabkan oleh gangguan trafo distribusi atau salurannya. Nilai drop tegangan sangat besar, terutama pada saluran yang jauh dari penyulangnya. Maka untuk jenis ini dipakai di daerah pedesaan atau daerah beban yang tidak membutuhkan kontinuitas tenaga yang tinggi.
a.       Radial Murni
Sistem ini merupakan dasar di mana setiap saluran dari titik sumber dan berakhir di setiap titik beban. Antara titik sumber dan titik beban hanya ada satu jalur penghubung. Terlihat pada gambar di bawah ini,


b.   Radial Pohon
Sistem ini hamper sama dengan radial murni, namun pada radial pohon hanya ada satu saluran utama (main feeder) keluar dari penyulang gardu induk. Kemudian bercabang-cabang (lateral feeder), dan bercabang-cabang lagi (sub-lateral feeder) hingga ke beban atau konsumen.
Maka dari feeder harus mempunyai kapasitas beban total dari lateral feeder dan sub-lateral feeder. Terlihat pada gambar di bawah ini. 

c.   Radial Dengan Tie dan Switch Pemisah (Radial Interkoneksi)
Tipe ini merupakan modifikasi yang lebih menguntungkan, terutama dalam hal kontinuitas tenaga listrik yang disalurkan ke konsumen. Antara sistem penyulang radial yang satu dengan yang lainnya dipasang tie atau switch pemisah (Load Break Switch), yang fungsinya sebagai penghubung ketika suatu misal penyulang radial A gangguan bias dimanuver atau disupply dari penyulang radial B atau C lihat gambar di bawah :

d.   Radial Pusat Beban
Pada dasarnya tipe ini merupakan radial murni, namun titik sumbernya tidak terletak di titik pusat beban. Dan antara titik sumber (pembangkit) dengan suatu titik dimana dianggap sebagai pusat beban dihubungkan dengan feeder utama yang dinamakan express feeder.

e.   Radial Daerah Fasa
Beban pada sistem ini hanya disupply oleh salah satu fasa saja, yaitu R, S atau T seperti terlihat pada gambar di halaman berikut. Dan dihapakan pada sistem ini tidak terjadi perkembangan pada beban-beban yang tersambung. Karena perkembangan beban pada tiap fasa tidak akan sama sehingga mengakibatkan tidak simetrisnya fasa pada sumber. Sehingga sistem ini cocok untuk beban rumah tangga yang tidak mengalami perkembangan kapasitas bebannya.

 Sistem Ring (Loop)
Bentuk jaringan dari sistem ring (loop) merupakan rangkaian tertutup dan seperti cicin (ring). Dengan menggunakan sistem ini, beban bias disupply dari dua penyulang jika salah satu saluran mengalami ganguan. Sehingga kontinuitas penyaluran tenaga listrik lebih baik dari sistem radial dan panjang jaringan yang ditanggung oleh dua penyulang tersebut bias lebih pendek, sehingga voltage dropnya semakin kecil. Gambar di halaman berikut menunjukkan sistem open loop.
Sistem ini terdiri atas dua jenis, yaitu:


a.       Sistem Open Loop
Pada tipe ini, dilengkapi dengan saklar yang normaly open (NO) diantara saluran penyulang yang satu dengan saluran penyulang lainnya.
b.      Sistem Close Loop.
Pada tipe ini, dilengkapi dengan saklar Normaly Close (NC).

Sistem Mesh
Sistem ini menyediakan banyak pilihan saluran dan sumber. Jadi, tidak hanya salurannya yang lebih dari satu, tetapi sumbernya juga lebih dari satu. Tipe ini lebih baik daripada radial ataupun loop. Spesifikasi tipe ini adalah:
a.       Kontinuitas penyaluran daya paling terjamin.
b.      Kualitas tegangan baik, dan rugi daya pada saluran amat kecil.
c.       Dibanding dengan bentuk dan tipe lain, paling fleksibel dalam melayani perkembangan dan pertumbuhan beban.
d.      Memerlukan biaya investasi yang mahal.

SISTEM CONTROL ROOM


Ruang yang tersedia untuk penjajah dengan kebutuhan komunikasi khusus Outomatic Gedung (BAS) Sebuah Gedung terintegrasi Sistem Otomatis menyediakan bangunan pemantauan kontrol cerdas, operasi dan penghematan biaya dalam konsumsi daya. BAS secara otomatis mengawasi semua sistem mekanik dan listrik, termasuk kebakaran dan keamanan, pencahayaan dan pendingin udara. Api dan Keamanan Ketentuan Sepenuhnya addres sable alarm kebakaran dan sistem deteksi terkait dengan BAS, yang terdiri dari panas dan detektor asap, alarm lonceng, penyiram dan hidran (didukung oleh generator bangunan) dan diberikan sesuai dengan NFPA.

TUGAS HARIAN OPERASOINAL
-          Serah terima tugas dan alat – alat inventaris dari shift sebelumnya.
-          Pengechekan kondisi AHU & FCU di computer BAS dan dilokasi.
-          Mengoperasikan chiller, cooling tower dan pompa pompanya.
-          Log sheet dan memastikan kondisi utility gedung dalam kondisi dan berfungsi dengan baik.
-          Chek penerangan indoor ,outdoor,EF,SF,air curtain dll.
-          Menangani keluhan dan permintaan tenant .

SISTEM LIFT


Pada lift sistem pengamannya lebih banyak, baik pengaman mekanik maupun pengaman sistem kelistrikan serta pengaman manusia. Selain itu ruang gerak untuk pekerjaan pemeliharaan lift lebih kurang leluasa. Pekerjaan pemeliharaan meliputi pemeliharaan pada sistem mekanik, sistem kelistrikan dan sistem keamanan manusia serta kesehatan dan keselamatan kerja
Definisi : 
         Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulik, Traxon atau katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik.
Penyediaan dan kecepatan lift di dalam gedung ini sangat baik oleh standar kantor Jakarta khas. Rendah naik zona Dasar Tingkat-lantai 17 - 6 lift (24 orang di 210 meter / menit) Bertingkat zona Dasar Tingkat, 18 lantai-32 lantai - 5 Lift (24 orang di 360 meter / menit) Layanan angkat Satu, melayani semua lantai Mobil parkir angkat Dua, Ground Level melayani, Tingkat Lower Ground, P1 dan P2 Angkat ritel Dua, melayani Mezzanine, Ground, Lower Ground, P1dan P2 (11 orang di 60 meter / menit) Produsen Mitsubishi.
system safety lift dan fungsinya :
1.      Circuit braker, berfungsi :
   Memutuskan sumber (aliran) listrik dari panel induk (sub panel) ke panel control lift.
    Menjaga peralatan elektronik dari lift jika terjadi arus lebih (over current).
2.       Governoor, berfungsi :
   Memutuskan power/aliran listrik ke control panel lift jika governor mendeteksi terjadinya overspeed (kecepatan lebih) pada traffict lift (putaran roda pulley governoornya). 
   Menjepit sling governor (catching). Secara mekanik bandul governor akan menjepit sling governor (rope governor) dan dengan terjepitnya sling ini.
   Maka sling ini akan menarik safety wedge pada unit safety gear/safety wedge yang terletak di bawah car lift dan akan mencengkaram rail untuk melakukan pengereman secara paksa terhadap lift.
3.      Final limit switch (upper/bagian atas), berfungsi :
   Merupakan double proteksi untuk menghentikan operasi lift jika limit switch (upper) gagal beroperasi.
4.       Limit switch (upper/bagian atas), berfungsi :
   Berfungsi menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai tertingginya.
5.      Emergency exit (manhole), berfungsi :
   Penumpang dapat di tolong/evakuasasi dari dalam sangkar melalui manhole ini pada saat emergency. Manhole ini hanya dapat di buka dari sisi luar bagian atas, jika pintu ini terbuka lift otomatis akan berhenti.

6.      Emergency light (lampu emergency), berfungsi :
   Lampu emergency akan menyala secara otomatis jika terjadi pemdaman sumber listrik. Lampu ini dapat bertahan rata-rata sampai dengan 15 menit.
7.      Safety gear/safety wedge, berfungsi :
   Melakukan pengereman (menjepit) terhadap rail jika governor mendeteksi terjadinya over speed.
8.      Limit switch (Lower/bagian bawah), berfungsi :
   Menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai terendahnya.
9.      Final limit switch (lower/bagian bawah), berfungsi : 
   Merupakan double proteksi untuk menghentikan opersi lift jika limit swich gagal beroperasi.
10.  Lubang kunci pintu luar, berfungsi :
   Terletak di sisi sebelah atas dari pintu luar lift yang memungkinkan untuk di buka jika ingin melakukan pertolongan darurat pada penumpang jika terjadi emergency.
11.  Door lock switch, berfungsi :
   Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi (running). Pintu hanya dapat di buka setelah sangkar berhenti.
12.  Interphone, berfungsi :
   Penumpang dapat berkomunikasi dengan petugas teknisi (building maintenance) di ruang mesin, ruang control atau ruang security jika terjadi pemdaman listrik atau hal emergency.
13.  Safety shoe, berfungsi :
   Mendeteksi gangguan pada saat pintu akan menutup dan membuka kembali jika mendeteksi sesuatu. Photocell dapat di gunakan secara bersamaan safety shoe ini.
14.  Weighing Device (pendeteksi beban), berfungsi :
   Memberikan / mengaktifkan buzzer alarm pada saat weighing device ini mendeteksi beban sangkar yang berlebih.jika weighing device ini aktif pintu lift akan tetap terbuka sampai dengan sangkar di kurang bebannya.
15.  Apron, berfungsi :
   Mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang luncur lift) pada saat penumpang mencoba keluar ketika lift berhenti tidak level.
16.  Buffer, berfungsi :
   Jika sangkar atau counter weight (beban penyeimbang) bergerak kearah paling bawah, buffer akan mengurangi terjadinya shock (guncangan).



Pemeliharaan pada sistem mekanik lift
diantaranya adalah:
a)      Pemeliharaan sistem mekanik naik dan turun, meliputi pemeriksaan sistem pelumas, pemeriksaan  keausan dan kekerasan baut mur sistem mekanik
b)      Pemeliharaan rel sebagai tumpuan, dalam hal ini pemeriksaan sistem pelumasan antara talang atau ril sebagai landasan meluncur dari  lift. Selain pemeriksaan juga dilakukan pembersihan pada landasan luncur atau pacu dan ril, Bersihkan talang atau ril landasan gerakan dan beri pelumasan.
c)      Pemeliharaan kawat baja penarik, meliputi pemeriksaan kelenturan kawat baja dan jika sudah kering beri tambahan pelumas sehingga kelenturannya meningkat.
d)     Periksa kawat baja, apakah sudah ada bagian kawat yang sudah terputus sebagian, karena jika tidak ditangani akan cepat menyebar ke kawat lainnya.
e)      Periksa bagian sistem pengereman (khususnya pengerema mekanik) dan pengereman mekanik maupun elektrik. Jenis pengereman dan prinsip kerja serta komponen lainnya. Segera lakukan perbaikan jika ditemukan bagian yang tidak beres. Jika pengereman dengan menggunakan sistem mekanis, periksa apakah rem sudah aus dan kekerasan pegas apakah masih
17

cukup atau sudah lembek dan apakah gerakannya tidak terhalang benda lain. Jika pegasnya sudah lembek, segera lakukan penggantian dan jika teromol remnya sudah aus segera lakukan penggantian.
f)       Periksa bagian cabine, apakah ikatan cukup kuat atau sebaliknya. Apakah kekuatan mekanis cabine masih memenuhi syarat dan apakah gerakan cabine tidak terhalang oleh benda lain.
g)      Periksa pada sistem penggeraknya, apakah masih memilki kekuatan sesuai dengan benda yang diangkut dan atau dipindahkan.
h)      Periksa kecepatan sistem penggeraknya, apakah sudah mengalami penurunan yang besar atau tidak. Jika sudah mengalami penurunan lakukan perbaikan.
3.2.2        Pemeliharaan pada sistem kelistrikan,
Diantaranya adalah :
a)      Sistem pengaman, lakukan pemeriksaan apakah pengaman masih dapat bekerja dengan sempurna menggunakan alat kerja listrik (tespen, multi tester, obeng, tespen, palu, tang dan lainnya). Gunakan tool kit untuk teknisi listrik agar peralatan lebih lengkap dan digunakan berdasarkan kebutuhannya
b)      Pelihara bagian motor listrik (sesuai prosedur) yang ada untuk pemeliharaan motor listrik.
c)      Pemeliharaan pada sistem instalasi, yang perlu diperhatikan adalah apakah tahanan isolasi, sambungan dan pengawatannya masih rapi atau tidak. Jika tahanan isolasi sudah rendah, 
lakukan penggantian kabel. Pemeriksaan sambungan diperlukan karena jika kurang kuat akan terjadi loncatan bunga api dan akan berpengaruh pada sistem kelistrikan.
d)     Pemeliharaan sistem pengendali  lift, karena jika tidak dipelihara juga berpengaruh pada kinerja sistem. Apakah kinerja sistem pengendali masih baik atau mengalami kerusakan.
e)      Pemeliharaan sumber tenaga listrik. Lakukan pemeriksaan besarnya sumber tenaga listrik, baik sumber listrik arus bolak balik sebagai penggerak motor maupun sumber listrik arus searah dan penyearah karena sumber listrik arus searah sebagai sumber listrik bagi sistem alarm dan lampu indikator dan keperluan lainnya. Pemeriksaan terkait dengan besar tegangan sumber apakah terjadi kenaikan atau penurunan karena jika terlalu tinggi dapat merusak peralatan kelistrikan dan kontrol serta indikator dan alrm serta penerangan. Jika terlalu rendah maka kinerja sistem tidak optimal.
f)       Periksa alat komunikasi, alarm, dan lampu indikator yang ada pada cabine lift karena ada kemungkinan gangguan darurat pada cabine, termasuk lift macet.

TROUBLESHOOTING
1. MOTOR  TIDAK BEKERJA
         Breaker atau sekering mati > Ganti itu.
         Overload terminal motor tersandung  > Tunggu overload untuk mendinginkan. 
         Koneksi kabel rusak > Panggilan listrik untuk memeriksa.
         Tombol sampai rusak > Panggilan listrik untuk memeriksa.

2. MOTOR BEKERJA TAPI TIDAK BERTAHAN LAMA
         Sepotong sampah berada di bawah katup > Dorong menangani ke bawah dan menekan tombol sampai pada waktu yang sama. Terus selama 10 sampai15 detik. Periksa clearance antara katup plunger dari pegangan.
         Minyak tingkat terlalu rendah > Tingkat Minyak harus tepat di bawah port tutup ventilasi saat lift turun.
3. MINYAK TUMPAH DARI UNIT  POWER.
         Minyak reservoir terlalu penuh.
         Angkat menurunkan terlalu cepat sementara di bawah beban berat.
4. MOTOR MACET DAN TIDAK BEKERJ
         Impeller penutup kipas dented >  lepaskan dan luruskan
         Kesalahan wiring  > Panggilan listrik untuk memeriksa.
         Bad capacitor  > Panggilan listrik untuk memeriksa.
         Tegangan rendah > Panggilan listrik untuk memeriksa kelebihan beban
5. TERSENTAK LIFT UP DAN LIFT DOWN

         Udara dalam sistem hidrolik > Angkat angkat semua jalan ke atas dan kembali ke lantai,Ulangi beberapa kali.

         Jangan biarkan ini terlalu panas.

6. KEBOCORAN MINYAK

         Daya Unit  > Jika unit daya kebocoran oli hidrolik sekitar tangki pemasangan flens-memeriksa tingkat minyak di tangki > Tingkat harus dua inci di bawah flens tangki > Periksa dengan obeng.

         Rod akhir silinder > Meterai batang silinder keluar > Membangun kembali atau mengganti silinder.


7. LIFT MEMBUAT NOISE BER LEBIHAN.

         Kaki lift kering dan membutuhkan minyak.

         Silinder perakitan atau kabel katrol katrol perakitan tidak bergerak lancer. 

         Mungkin memiliki keausan berlebihan pada silinder atau pin.