Vrydag 15 Maart 2013

SISTEM AC


SISTEM – PERAWATAN AIR CONDITIONER SENTRAL RUANGAN

Sistem Air Conditioner Sentral (Central) merupakan suatu sistem Air Conditioner dimana proses pendinginan udara terpusat pada satu lokasi yang kemudian didistribusikan/dialirkan ke semua arah atau lokasi (satu Outdoor dengan beberapa indoor). Sistem ini memiliki beberapa komponen utama yaitu unit pendingin atau Chiller, Unit pengatur udara atau Air Handling Unit (AHU), Cooling Tower, system pemipaan, system saluran udara atau ducting dan system control & kelistrikan. Berikut adalah komponen, cara kerja Air Conditioner Ruangan Sentral, dan Preventif Maintenance Air Conditioner Sentral Ruangan.
Komponen Air Conditioner Sentral Ruangan

1.Chiller (unit pendingin).
Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor ( FCU / Fan Coil Unit ).
Jenis Chiller didasarkan pada jenis kompressornya :
a. Reciprocating
b. Screw
c. Centrifugal
Jenis Chiller didasarkan pada jenis cara pendinginan kondensornya :
a. Air Cooler
b. Water Cooler



2. AHU (Air Handling Unit)/Unit Penanganan Udara
AHU Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan. 

3. COOLING TOWER ( khusus untuk Chiller jenis Water Cooler ).
Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai pendinginan condenssor Chiller dengan cara melewat air panas pada filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang suhunya lebih rendah.



4. POMPA SIRKULASI.
Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ) berfungsi mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil pendingin AHU / FCU.
b. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump ).
Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari kondensor Chiller ke Cooling Tower dan seterusnya.



SISTEM KERJA Air Conditioner SENTRAL RUANGAN

Pada unit pendingin atau Chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada Chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap AHU akan memiliki :

1. Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.

2. Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.

3. Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem Air Conditioner sentral tidak hidup maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
Dari penjelasan diatas, jelas sistem Air Conditioner Sentral sangat berbeda dengan Air Conditioner Split baik dari segi fungsi maupun dari segi instalasi. Istilah Sistem Air Conditioner Sentral (Central) diperuntukkan untuk instalasi Air Conditioner di satu gedung yang tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per ruang). Semua dikontrol di satu titik dan kemudian hawa dinginnya didistribusikan dengan pipa ke ruangan-ruangan. Dengan Air Conditioner Central yang bisa dilakukan cuma mengecilkan dan membesarkan lubang tempat hawa dingin Air Conditioner masuk ke ruang kita. Contoh Air Conditioner Central adalah di mall, gedung mimbar, gedung perkantoran yang luas atau di dalam bis ber-Air Conditioner.

MAINTENANCE Air Conditioner (perawatan Air Conditioner) SENTRAL Ruangan

1. Mempersiapkan perawatan mesin
·         Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sesuai prosedur dan SOP yang ditentukan,
·         Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan agar menghasilkan pekerjaan seefisien mungkin,
·         Jadual perawatan, jadual peralatan dan pemeriksaan spesifikasi alat disiapkan agar efektif sesuai kebutuhan.
·         Kelengkapan bahan yang akan dipakai : bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila perlu kompresor udara,diperiksa dan diurutkan sesuai prosedur perawatan.
·         Perkakas bongkar pasang dan alat ukur yang diperlukan diperiksa agar dapat bekerja dengan baik dan aman
2. Merawat memperbaiki mesin Air Conditioner Sentral bagian luar
·         Perawatan mesin pendingin dilaksanakan sesuai prosedur SOP yang ditentukan
·         Gambar denah mesin dibaca dan didiagnosis dengan baik dan teliti
·         Debu/kotoran luar dibersihkan dengan cairan pembersih tanpa merusak bahan mesin.
·         Filter udara, evaporator dan kondensor dengan kompresor udara hisap dibersihkan setelah diberi disinfectan dan cairan pembersih.
·         Deposit yang sulit dan melekat pada dinding penukar kalor dibersihkan dengan cara kimia atau fisis sesuai dengan prosedur yang ditentukan
·         Kebocoran pipa diidentifikasi dan segera diperbaiki
·         Kesalahan kerja peralatan diidentifikasi dan dicari sumber kesalahan kerja alat tersebut.
·         Alat ukur, alat kontrol dan asesori diperiksa dan dilakukan perawatan yang diperlukan.
3. Merawat dan memperbaiki mesin Air Conditioner Sentral sesuai ketentuan
·         Sebelum dilakukan pembongkar mesin terlebih dahulu dilakukan pengeluaran refrijeran.
·         Bagian dalam mesin dibersihkan dengan metode vakum bagian dalam sesuai prosedur yang Ditentukan
·         Katub ekspansi atau pipa kapiler ekspansi dibersihkan dengan kompresor uadara.
·         Desican dibersihkan, direkondisi dan dimasang kembali sesuai prosedur yang ditentukan
·         Nosel pengkabut refrijerran dibersihkan dan dipasang kembali tanpa merusak alat sesuai ketentuan
·         Alat ukuir, alat kontrol, alat pengaman listrik dan asesori lainnya diperiksa, kerusakan diperbaiki dan dipasang kembali sesuai ketentuan
·         Peralatan rusak yang tidak mungkin diperbaiki diganti dengan alat baru serta dipasang kembali tanpa adanya kerusakan alat
·         Untuk mengganti alat yang rusak sesuai spesifikasinya dilakukan pengadaan barang.
·         Dijaga agar refriferan cair dan pelumas tidak masuk kedalam kompresor.
·         Kelengkapan pemasangan mesin diperiksa dan dilakukan re-instal untuk meyakinkan bahwa bekerja dengan baik. sistem sudah dapat
·         Semua pekerjaan dilaksanakan dengan tidak ada kesalahan berarti dan tidak mengulangi pekerjaan.
·         Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kontrak kerja
4. Mengevaluasi dan memeriksa hasil perawatan
·         Selama pekerjaan berlangsung kualitas hasil pekerjaan selalu diperiksa agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan.
·         Bila terjadi penyimpangan/masalah harus didiskusikan dengan pimpinan atau seorang ahli yang berwenang sesauai prosedur yang berlaku.
·         Semua kejadian perawatan dan perbaikan dicatat dengan teliti dalam buku perawatan mesin bersangkutan dan diperkirakan jadual perawatan selanjutnya.
·         Hasil pekerjaan diperiksa dengan seksama di akhir pekerjaan untuk meyakinkan sesuai dengan yang diharapkan
·         Dibuat laporan hasil pekerjaan kepada pemberi kerja sesuai dengan tugasnya. (engdept-engdept)


  1. Pengoperasian

Pengoperasian sarana dukung fasilitas radiometalurgi dilakukan terus menerus (sistem shift), yang melibatkan 12 staf yang terbagi dalam 4 shift. Sedangkan pengoperasian sarana dukung  fasilitas elemen bakar dilakukan pada jam kerja, diatur secara bergiliran tiap hari ada 2 petugas khusus untuk menangani operasi. Penyelenggaraan pengoperasian sarana penunjang dimanfaatkan untuk memasok system tata udara, energi, air proses / pendingin / gas dan lain– lain untuk laboratorium / perkantoran instalasi radiometalurgi dan elemen bakar experimntal dan spesifikasi suhu, kelengasan udara serta tekanan negatif dan tingkat keradioaktifan yang memenuhi syarat dan diharapkan alat berjalan kontinu, agar laboratorium dapat dipakai untuk melakukan kegitan litbang bahan bakar yang telah ditetapkan. Namun dalam kenyatanya  masih saja dihadapkan dengan masalah- masalah yang sangat komplek sehingga kesinambungan beroperasinya peralatan sarana penunjang sulit tercapai. Untuk melaksakan pengoprasian yang berkesinambungan diperlukan komponen/ suku cadang/  bahan- bahan seperti dalam tabel 1 yang dibutuhkan untuk mengganti komponen/ bahan yang telah rusak mendadak atau penambahan bahan yang telah habis.

  1. Perawatan

Perawatan/ perbaikan yang dilakukan dengan metoda analisis (mengidentifikasi) kerusakan, pengajuan suku cadang, pemasangan/ perbaikan peralatan mengikuti prosedur yang berlaku. Dari identifikasi kerusakan diperoleh suku cadang yang keperluan untuk penggantian suku cadang yangrusak, seperti dalam tabel 1. Masalah yang dihadapi dalam menyelenggarakan kegitan perawatan sarana penunjang adalah peralatan yang sudah menua, suku cadang peralatan yang ada sulit diperoleh dipasaran dan harganya mahal dan prediksi kerusakan peralatan sebelumnya sulitdilakukan sehingga kesinambungan beroperasinya peralatan sarana penunjang sulit tercapai. Dari prioritas perbaikan yang telah diajukan yaitu seperti dalam tabel 2, ada dua kegiatan perawatan/ perbaikan yang tidak terlaksana, yaitu perawatan/ perbaikan  demin plant dan  bioler sehingga keduanya hanya sebatas analisis kerusakan (lampiran 1 dan lampiran 2). Dari analisis kerusakan diperoleh data- data kompenen dan perkiraan prosentasi kerusakan serta biaya. Sehingga perawatan / perbaikan demin plant dan boiler ditunda karena sulit mendapat komponen yang sesuai dengan aslinya, dana yang cukup besar dan adanya kerusakan alat lain yang rusak mendadak dan perlu segera diperbaiki secepatnya. Hal ini yang menyebabkan tertundanya perawatan dan perbaikan demin plant dan boiler tersebut. Peralatan yang rusak mendadak adalah genset, chiller, kompresor, air dryer, fcu,cfe, sistem under ground, coling tower, panel glove box, sistem kontrol & ducting CFE-5 dan EF 08, sehingga dana yang awalnya untuk  perbaikan demin plant dan boiler dialihkan untuk peralatan tersebut diatas. Untuk itu telah diantisipasi dengan peralatan rangkap (redundansi) dan pemakaian sumber tenaga cadangan. Namun demikian masih sering terjadi hal–hal yang tidak diinginkan. Dalam hal yang diperkirakan mengalami keruskan diantaranya lampu, beltdan bearing, serta penambahan freon dan oli.Metode tersebut diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang terkait,  sehingga  sarana penunjang dapat beroperasi secara kontinu  dan mendukung kegiatan litbang di laboratorium radiometalurgi dan elemen bakar experimental secara baik dan aman.

TROUBLE SHOOTING CILLER
 Permasalahan yang biasa terjadi:
·         Pelarutan “lye” (senyawa alkali dari sisa–sisa pembuatan tangki beton baru) Lye dapat menaikkan pH dan hardness air dingin. PH lebih dari 9 akan menaikkan dan mempercepat korosi pada bahan berdasar copper dan menyebabkan terbentuknya kerak hardness di pipa AHU/FCU. Pengendapan kerak atau lumpur halus juga bisa menimbulkan korosi di bawah kerak.
·         Kontaminasi Air di Heat Accumulation Tank oleh air bawah tanah. Hal ini disebabkan oleh retaknya beton atau tembok pembangun tangki.   Kontaminasi air laut akan menaikkan konsentrasi ion klorida, kemudian     mempercepat terjadinya pitting corrosion pada pipa-pipa FCU/AHU.  Kontaminasi bahan-bahan organic akan mempercepat pertumbuhan      mikroorganisme, kemudian terbentuk slime yang secara biologi mempercepat korosi.
·         Terbentuknya lapisan film Copper Oxide di permukaan pipa-pipa FCU/AHU. Proses pembuatan pipa-pipa FCU/AHU seperti welding, tube expansion,  degresing, dsb, membentuk lapisan CuO yang tidak seragam (non-uniform) pada permukaan pipa. Saat film oksida kontak dengan air, bagian yang kurang sempurna akan bertindak sebagai anoda, sedangkan bagian di sekelilingnya sebagai katoda, kemudian korosi local terjadi di anoda, dan menyebabkan kebocoran pipa.
Penanganan masalah
          Pencegahan korosi & kerak secara umum
Waktu tinggal air di dalam system chilled water sangat lama, sehingga diperlukan corrosion & scale inhibitor yang dapat memberikan performa kerja dengan stabilitas tinggi (tidak mudah terdekomposisi).
Chemical base yang biasa dipakai adalah :
                  - polyphosphate-zinc polymer base
                  - phosphonate-zinc polymer base
         Pitting corrosion inhibitor untuk copper & copper alloy Reaksi korosi pada copper terjadi ketika potensial copper melebihi potensial dari daerah yang mengalami pitting corrosion (150 mV). Kehadiran film copper oxide dan biofouling pada permukaan pipa menaikkan potensial korosi copper sehingga lebih tinggi dari potensial pitting. Untuk mencegah hal ini, maka potensial korosi harus dijaga lebih rendah dari potensial pitting, dengan mencegah terbentuknya fouling (pengotor) di permukaan pipa.
         Penggantian air Heat accumulation Tank yang telah terkontaminasi “Lye”
Pembersihan & pengurasan Heat Accumulation Tank secara periodic. Produk korosi, sisa-sisa beton, flok mikroorganisme, terakumulasi dan membentuk sludge di dasar tangki. Sedimen ini dapat tersirkulasi di dalam system dan mengendap di pipa-pipa, dan korosi pun mulai terjadi.

Water Quality Control Limits 
Closed Water Re-circulating System
with Heat Accumulation Tank
under Polyphosphate-zinc polymer base Treatment.
         PH (25o C) 6.5 – 8.5
         Electrical Conductivity (mS/cm)                             Below 2,000
         Calcium Hardness (ppm CaCO3)                                Below 120
         Chloride + Sulphate ion (ppm Cl- + SO42-)                 Below 500

PERAWATAN AHU
1. Perawatan AHU dibagi 2 section :
2. Perawatan 2 (dua) bulanan  dan 6 (enam) bulanan    
1)      Perawatan 2 (dua) bulanan meliputi:
-          Ganti atau cuci Filter Udara
-          Periksa stop valve in dan out
-          Periksa Thermostat ON dan OFF
-          Periksa V-belt, bearing blower dan mounting motor
-          Periksa panel power listrik Periksa tegangan dan Ampere motor (sesuai name plate)
-          Periksa water pressure gauge (in, out dan fungsi/fisik )
-          Periksa temperatur air (in, out dan Fungsi/fisik)
-          Periksa Strainer air
Ø  Prosedur pembersihan dan panggantian filter
-          Matikan power listrik dan beri tanda pada panel power bahwa unit sedang dalam perbaikan.
-           Buka pintu panel sisi filter
-          Lepaskan  filter dari relnya
-          Cuci filter dengan deterjen, bila  kondisi jelek ganti dengan yang baru
-          Keringkan dan pasang kembali pada relnya
-          Tutup pintu panel dan nyalakan power listrik
-          operasikan AHU

2)      Perawatan 6 bulanan meliputi :
Perawatan 6 bulanan termasuk perawatan 2 bulanan diatas ditambah dengan servis coil/fin AHU, Cleaning bower fan dan pemberian grease pada bearing motor dan blower AHU
Ø  Prosedur Cleaning coil
-          Matikan power listrik (beri tanda bahwa  AHU sedang dalam perbaikan)
-          Lepas filter seperti perawatan filter
-          Buka pintu panel sisi motor
-          Bungkus motor dengan plastik
-          Semprot coil dengan air bertekanan,bila perlu  gunakan chemical.
-          Untuk menghindari air semprot coil meluap dari bak drain gunakan  vacuum multi fungsi ( wet & dry )
-          Pasang filter, buka bungkus motor pastikan terminal box motor tidak ada air 
-          Tutup pintu AHU dan operasikan

Ø  Prosedur Cleaning Blower
-          Matikan power listrik
-          Buka pintu panel sisi motor
-          Sirip blower dilap dengan kain basah lakukan dengan hati –  hati.
-          Lap juga rumahnya 
-          Tutup pintu, AHU dapat dioperasikan

Ø  Prosedur Pemeriksaan dan perbaikan Strainer
-          Periksa tekanan air pada pressure gauge, bila tidak ada perbedaan tekanan berarti strainer sudah buntu.
-          Tutup valve in dan out.
-          Tutup valve pressure gauge lalu pressure gauge dilepas (perhatikan  jarum pressure bila jarum tidak turun, pressure gauge jangan di  lepas lakukan dengan hati – hati, dilepas satu unit saja)
-          Buka valve pressure gauge yang telah dilepas secara  perlahan  tampung air dengan ember.
-          Perhatikan jarum pressure gauge yang terpasang   bila jarum tidak turun sampai batas nol berarti ada valve yang belum tertutup rapat.
-          Bila  jarum pressure  gauge dapat sampai nol strainer sudah dapat dibuka .
-          Bersihkan saringan dengan sikat kawat lalu pasang kembali .
-          Pastikan  strainer sudah terpasang dengan baik, buka valve supplay secara  perlahan sambil 
dilakukan pembuangan udara melalui valve pressure.
-          Tutup valve pressure, pasang  pressure gauge.
-          Buka kembali semua valve yang tertutup dan operasikan AHU

Ø  Prosedur Pemeriksaan  V-belt dan
aligment   motor pemeriksaan V-belt dan aligment motor dilakukan secara berkala menurut shcedule yang telah ditetapkan untuk menghindari kerusakan dan memperpanjang umur bearing motor, blower maupun fan belt, pemasangan V-belt tidak boleh terlalu kendor atau kencang.
-          Periksa aligment motor dengan blower.
 Posisi pulley motor dengan pulley fan blower harus lurus pararel/sejajar  dan pusat dari permukaan puli harus bertepatan. Bila pusat poros tidak bertepatan  sabuk akan terlepas dan mudah rusak dan bearing akan rusak.  cara setting nya adalah      dengan menggunakan benang atau penggaris   motor dan blower dan periksa kelurusannya. Bila tidak lurus/sejajar, keendurkan  baut pada kaki  motor dan setel posisi motor agar sejajar dengan posisi blower,  bila posisi sudah sejajar kencangkan kembali bautnya.
-          Periksa V-belt
Periksa kekencangan belt (kelenturan) dengan menggunakan alat belt tensioner.  Bila belt terlalu kendor atur penegangan dengan sekrup/baut pengatur pada dudukan motor.

1 opmerking:

  1. Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller Boiler evapko STP wwtp dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com terima kasih atas

    AntwoordVee uit