PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PLUMBING
Definisi
Plumbing adalah system
perpipaan beserta perlengkapannya
yang dipasang di dalam bangunan atau gedung
serta persil atau halaman. Sistem Perpipaan tersebut terdiri antara lain dari :
1.Sistem
Air bersih
2. Sistem
air buangan
1. Air kotoran
2. Air kotor
3.Air
hujan
4.Air
buangan khusus
3.Sistem
ven sebagai penunjang sistem buangan
4.Sistem
air panas
5.Sistem
uap air
6.Sistem bahan bakar
7.Sistem
springkler
8.Sistem
pemadam
9.Sistem
AC
PLUMBING
Sistem
plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung, oleh
karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai
dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka penyediaan air
bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air
bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan
agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan
sekitarnya.
Setiap
usaha dan atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap lingkungan
hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah
pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan
sedini mungkin. Dan berdasarkan hal tersebut telah ditetapkan peraturan
pemerintah tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Plambing
adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih,
baik dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan
pembuang air bekas atau air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari
bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi higienis dan kenyamanan yang
diinginkan.
Perencanaan
sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi kebutuhan air bersih sesuai
jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efesien dan efektif (drainase),
sehingga tidak terjadi kerancuan dan pencemaran yang senantiasa terjadi ketika
saluran mengalami gangguan.
Drainase
berasal dari bahasa Inggris “drainage” yang mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, sistem drainase dapat
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi
dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal.
Sistem
drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran
pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain),
saluran induk (main drain) dan bagian penerima air (receiving waters).
Di sepanjang sistem sering dijumpai bagian lainnya seperti gorong-gorong,
siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan
terjun, kolam tando, dan stasiun pompa.
Fungsi
utama peralatan plumbing gedung adalah menyediakan air bersih dan atau air
panas ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air sebagai
proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa
mencemari lingkungan sekitarnya.
Sistem
Instalasi Plumbing
Sistem
instalasi plumbing pada gedung-gedung umumnya terbagi atas tiga bagian utama
yang harus dipahami dan dirawat untuk mencapai tingkat kenyamanan penghuni :
Instalasi
Plumbing Sistem Air Bersih.
Instalasi
Plumbing Sistem Air Kotor Dan Air Bekas.
Instalasi
Plumbing Sistem Venting.
Instalasi
Plumbing Sistem Air Bersih.
Sumber
air bersih diambil dari PDAM dimasukan ke dalam bak penampung air bersih (Clear
Water Tank) atau Ground Water Tank (GWT), sedangkan sumber air yang
berasal dari tanah atau sumur dalam (deep well) dimasukan kedalam penampung
air baku (raw water tank).
Air
dari Deep Well ini masuk ke tangki penampungan yang berfungsi juga sebagai
tangki pengendap lumpur atau pasir yang terbawa dari sumur. Air yang berada di
raw water tank diolah (treatment) di instalasi Water Treatment Plant dan
selanjutnya dialirkan ke clear water tank atau ground water tank, selanjutnya
dialirkan ke tangki air atap (roof tank) dengan menggunakan pompa
transfer.
Distribusi
air bersih pada dua lantai teratas untuk mendapatkan tekanan cukup umummnya
menggunakan pompa pendorong (booster pump), sedangkan untuk
lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.
Pada
umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan satu hari pemakaian
air. Dan kualitas air disesuaikan dg peraturan, UU dan standar yg berlaku di
wilayah yang bersangkutan. Untuk Indonesia: SNI No. 01-0220-1987 tentang air
minum yang boleh dialirkan ke alat plumbing, No.907/PERMENKES/VII/2002 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum, Kep-02/Men KLH/I/1998 tentang Baku Mutu
Perairan Darat, Laut dan Udara, dan sistem plumbing standart nasional
indonesia, SNI 03 – 6481 – 2000 Sistem Plumbing.
Sistem
Penyediaan Air Bersih terbagi menjadi empat sistem:
Sistem
Sambung Langsung
Sistem
Tangki Atas
Sistem
Tangki Tekan
Sistem
Hydrocel
Sistem
Diaphragma
Sistem
Tanpa Tangki
Sistem
kecepatan putaran pompa konstan
Sistem
kecepatan putaran pompa variable
PERALATAN
UTAMA & FUNGSI
Pompa
Transfer, berfungsi untuk memompa air bersih dari ground water tank ke roof
tank melalui pipa transfer. Beberapa jenis pompa transfer yang sering dipakai,
antara lain :
·
End Suction Pump
·
Horizontal Split Case Pump
·
Multi Stage Pump
·
Centrifugal Pump
Pressure
Tank, berfungsi untuk meringankan kerja pompa dari keadaan start-stop yang
terlalu sering. Beberapa jenis pressure tank yang sering dipakai, antara lain :
Diaphragma
Pressure Tank
Non
Diaphragma Pressure Tank atau Well Pressure Tank
Peralatan
pengaturan dan ukur, meliputi :
Check
Valve, penahan aliran balik air didalam instalasi pipa.
Gate
Valve, pengatur buka-tutup aliran air didalam pipa.
Ball
Valve, pengatur jumlah aliran air didalam pipa.
Butterfly
Valve, pengatur buka-tutup aliran air di dalam pipa.
Floating
Valve, klep pengatur buka-tutup aliran air ke tanki.
Foot
Valve, penahan air balik di bawah pipa isap.
Strainer,
berfungsi sebagai filter air.
Flexible
Joint, penahan getaran dan gerakan.
Pressure
Gauge, pengukur tekanan.
Pressure
Switch, alat kontak hubung-putus akibat tekanan.
Flow
Switch, alat kontak hubung-putus akibat aliran.
Water
Meter, pengukur debit air.
Sistem
Sambung Langsung
Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung
disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih (PDAM). Karena
terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasi ukuran pipa cabang dari pipa
utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan
gedung skala kecil dan rendah.
Sistem
Tangki Atas
Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai alasan tidak dapat diterapkan, sebagai gantinya banyak sekali digunakan sistem tangki atap. Sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah atau dipasang pada lantai terendah, kemudian dipompakan ke tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh lantai bangunan.
Sistem tangki atap ini seringkali digunakan dengan pertimbangan :
Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai alasan tidak dapat diterapkan, sebagai gantinya banyak sekali digunakan sistem tangki atap. Sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah atau dipasang pada lantai terendah, kemudian dipompakan ke tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh lantai bangunan.
Sistem tangki atap ini seringkali digunakan dengan pertimbangan :
Selama
air digunakan tidak terjadi perubahan tekanan yang berarti pada alat plumbing.
Perubahan tekanan hanya terjadi karena akibat perubahan level air di dalam
tangki atap sehingga harus diupayakan agar level air tetap konstan.
Pada
sistem penyedia air tangki atas bekerja secara otomatis karena pada umumnya
dilengkapi swith automatik sehingga kecil kemungkinan timbulnya kesulitan
akibat penurunan tajam pada permukaan level air.
Perawatan
tangki atas relatif lebih sederhana dibandingkan dengan sistem tangki tekan.
Perlu
pompa cadangan untuk bangunan yang besar dan tinggi.
Karena
tuntutan alat-alat plumbing, agar dapat bekerja dengan baik maka peletakan
tangki atap menjadi penting. Sebagai contoh katub glontor (flush valve)
dapat bekerja dengan baik jika tekanan air pada alat plumbing sebesar 1,00
kg/cm2 atau tinggi tangki atap lebih besar atau sama dengan 10 meter.
Jika
peletakan tangki tidak memungkinkan sehingga tekanan tidak dapat tercapai maka
perlu dipertimbangkan pemasangan pipa sambung langsung ke alat saniter atau
alat plumbing (fixture) atau dengan memasang pompa pendorong (booster
pump) agar kerugian tekanan berkurang. Memilih alat plambing yang tidak
terlalu tinggi tuntutan tekanan kerjanya, misal kloset dengan katup glontor
dengan tekanan kerja 0,6 kg/cm2 atau tinggi tangki 6,00 meter.
Sistem
Tangki Tekan
Prinsip kerja dari sistem tangki tekan (hidrosfor) adalah sebagai berikut, air yang telah ditampung di dalam tangki bawah dipompa ke dalam tangki tertutup yang mengakibatkan udara didalamnya terkompresi sehingga tersedia air dengan tekanan awal yang cukup untuk didistribusikan ke peralatan plumbing di seluruh bangunan yang direncanakan. Pompa bekerja secara otomatis diatur oleh detektor tekanan, yang membuka dan menutup saklar penghasut motor listrik penggerak pompa. Pompa akan berhenti bekerja jika tekanan tangki telah mencapai batas maksimum yang ditetapkan dan mulai bekerja jika batas minimum tekanan yang ditetapkan telah dicapai.
Prinsip kerja dari sistem tangki tekan (hidrosfor) adalah sebagai berikut, air yang telah ditampung di dalam tangki bawah dipompa ke dalam tangki tertutup yang mengakibatkan udara didalamnya terkompresi sehingga tersedia air dengan tekanan awal yang cukup untuk didistribusikan ke peralatan plumbing di seluruh bangunan yang direncanakan. Pompa bekerja secara otomatis diatur oleh detektor tekanan, yang membuka dan menutup saklar penghasut motor listrik penggerak pompa. Pompa akan berhenti bekerja jika tekanan tangki telah mencapai batas maksimum yang ditetapkan dan mulai bekerja jika batas minimum tekanan yang ditetapkan telah dicapai.
Daerah
fluktuasi tekan tergantung pada tinggi bangunan, misalkan untuk bangunan 2 – 3
lantai tekanan air harus mencapai 1 – 1,5 kg/cm2 atau 0.981 –
1,471 bar atau 10 – 11.5 mka (muka kolom air).
Kelebihan-kelebihan
sistem tangki tekan adalah lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak
terlalu menyolok dibandingkan dengan tangki atap, mudah perawatannya karena
dapat dipasang dalam ruang mesin bersama pompa-pompa lainnya dan harga awal
lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas menara.
Disamping itu diperlukan juga kompressor dan keduanya dioperasikan secara
automatis.
Selain
itu yang perlu diperhatikan adalah kekurangannya, diantaranya : daerah
fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm2 sangat besar dibandingkan dengan sistem
tangki atap yang hampir tidak ada fluktuasinya, dengan berkurangnya udara dalam
tangki tekan, maka setiap beberapa hari sekali harus ditambahkan udara dengan
kompresor atau dengan menguras seluruh air dari dalam tangki tekan.
Rancangan
volume udara dalam tangki umumnya sebesar 30% dari volume tangki dan sisanya
berisi air. Seiring dengan berkurangnya udara maka kompressor menjadi kebutuhan
mutlak harus dipasang.
Variasi
sistem tangki tekan adalah sebagai berikut:
Sistem Hydrocel: Sistem tangki tekan hydrocel untuk tangki tekan
menggunakan tabung bahan karet khusus yang dapat mengembang dan menyusut sesuai
dengan tekanan tangki. Penambahan udara pada tangki tekan karet ini perlu
karena tidak kontak langsung. Sistem ini mempunyai kekurangan yaitu air dalam
tangki sedikit.
Sistem Tangki Tekan dengan Diapragma: Sistem tangki tekan
dengan diafram ini, untuk tangki tekan menggunakan tabung bahan karet khusus
sebagai pemisah air dengan udara.tekanan tangki. Penambahan udara pada tangki
tekan karet ini perlu karena tidak kontak langsung. Sistem ini mempunyai
kelebihan yaitu sebagai penyimpan air dan peredam pukulan. Namun dalam hal ini
tidak dapat difungsikan secara bersama-sama.
Sistem
tangki tekan dapat dianggap lebih berfungsi sebagai suatu sistem pengaturan
tekanan dibandingkan dengan fungsinya sebagai penyimpan air, karena bukan sebagai
sistem penyimpan air seperti tangki atap dan karena jumlah volume air yang
efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif sedikit, mengakibatkan pompa akan
sering bekerja dan menyebabkan pompa lebih berat kerjanya.
Sistem
Tanpa Tangki
Sistem ini sebenarnya tidak direkomendasi oleh berbagai pihak, Sistem ini tidak menggunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan ataupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa menghisap langsung dari pipa utama.
Sistem ini sebenarnya tidak direkomendasi oleh berbagai pihak, Sistem ini tidak menggunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan ataupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa menghisap langsung dari pipa utama.
Ciri-ciri sistem tanpa tangki adalah mengurangi
kemungkinan pencemaran air minum karena menghilangkan tangki bawah maupun
tangki atas, mengurangi kemungkinan terjadinya karat karena kontak air dengan
udara relatif singkat, kalau cara ini diterapkan pada bangunan pencakar langit
akan mengurangi beban struktur bangunan, untuk kompleks perumahan perumahan
dapat menggantikan menara air, penyediaan air sepenuhnya bergantung pada sumber
daya, pemakaian daya besar dibandingkan dengan tangki atap dan harga awal
tinggi karena harga sistem pengaturannya.Sistem ini terdapat dua sistem
dikaitkan dengan kecepatan pompa, yaitu :
Sistem
kecepatan putaran pompa konstan, Pompa utama selalu bekerja sedangkan pompa
lain akan bekerja secara otomatik yang diatur oleh tekanan.
Sistem
kecepatan putaran pompa variabel, Sistem ini untuk mengubah kecepatan atau laju
aliran diatur dengan mengubah kecepatan putaran pompa secara otomatik. Sistem
kecepatan putaran pompa variabel mempunyai keuntungan/ kerugiannya antara lain
:
Mengurangi
tingkat pencemaran air karena tidak menggunakan tangki,
Mengurangi
terjadinya karat karena tidak kontak udara langsung,
Beban
struktur semakin ringan karena tidak ada tangki atas,
Biaya
pemakaian daya listrik besar,
Penyediaan
air bersih tergantung pada sumberdayanya,
Investasi
awal besar.
Instalasi Plumbing Sistem Air Kotor Dan Air Bekas.
Untuk limbah air kotor yang berasal dari
toilet dan bangunan-bangunan penunjang masuk langsung ke septic tank yang
dibuat berdekatan dengan bangunan tersebut, dan masuk ke dalam tangki resapan
serta over flow diarahkan ke saluran terdekat.
Instalasi Plumbing Sistem Venting.
Sistem venting merupakan sistem
instalasi plumbing yang dapat mengeluarkan udara yang terjebak di dalam
instalasi pipa air buangan guna menghindari efek siphone.
Tujuan Sistem Plumbing
1.Menyediakan
air bersih ke berbagai tempat
2.Manyediakan air buangan ketempat pembuangan
akhir
Persyaratan Sistem Plumbing
1.Sistem
air bersiha.
Menyediakan
air bersih kesetia palat plumbing
dengan ketentuan memenuhi syarat, Kualitas-
Kuantitas Kontinuitasb.Tidak ada
kemungkinan terjadinya aliran balik air buangan kedalam sistem air bersih.
2.Sistem
air buangana.
Mengalirkan air buangan dengan ketentuan
Secepat cepatnya Jarak
sependek pendeknya. Tanpa terjadi
penyumbatan mencegah masuknya pengganggu dan penyebab penyakit tersebut
adalah : Bau-Gas-Binatang
(serangga dan tikus)
Urutan prioritas sistem yang harus dierhatikan adalah :
1.Sistem
air buangana.
a.Air
kotoran (tinja dan air seni)
b.Air
kotor (bekas cuci)
c.Air
hujan
2.Sistem
ven sebagai penunjang sistem buangan
3.Sistem
air bersih Penjelasan mengenai urutan sistem yang diprioritaskan adalah sebagai berikut :
1.
Bila pada sistem air buangan kotoran tinja ini terjadi kesalahan,
maka akan timbul berbagai gangguan antara lain berupa bau dan
kemungkinan penyebaran penyakit.
2.
Bila pada sistem buangan air kotor terjadi kesalahan maka akan timbul
gangguan yang tidak separah sistem
diatas, karena relatif berkualitas agak baik.
3.
Bila pada sistem buangan air hujan terjadi kesalahan maka akan timbul
gangguan yang lebihringan lagi dari kedua sistem diatas
4.
Bila pada system ven terjadi
masalah maka akan timbul gangguan yang mungkin sedikit sekali berpengaruh pada
ketiga sistem tersebut diatas.
5.
Bila pada sistem air bersih terjadi kesalahan maka gangguan yang akan timbul
dapat dikatakan ringan, karena
kualitas airnya baik.Permasalahan
·
Kebocoran
·
Penyumbata
·
Penurunan tekanan
·
Penurunan kualitas air
·
Temperatur/aliran tercampur
·
Bau kurang sedap
·
Genangan
SuaraPencegahan
1.Perencanaan yang baik dan benar
2.Pemeliharaan
yang teratur
Septic Tank
& SumurPeresapan(Rembesan)
Persyaratan pembuatan & pemeliharaan Septic Tank
1.
Dibuat
dengan kedalaman min 2,00m di bawah permukaan tanah agar bakteri penghancur tinja (bakteri anaerob) dapat hidup
2.
Septic tank yang baru harus di isi penuh dengan air. Pada minggu pertama septic tank belumbekerja, baru setelah 3 minggu bakteri dapat
hidup.Agar cepat matang septic tank yangbaru diberi lumpur dari septic tank yang lama.
3.
Tidak
diijinkan membuang air sabun kedalam closet karena bakteri akan mati dan septic tank tidak dapat berfungsi (cepat penuh).
4.
Dinding
septic tank dibuat dari dinding bata
diplester 1:2 (kedapair) dan di aci.Bagian atas (tutup) septic tank dicor beton dan diberi tulangan besi.
5.
Septic tank harus diberi pipa hawa dengan ketinggian diatas bangunan atap
dan bak control untuk memeriksa keadaan septic
tank.
6.
Setiap septic tank harus
dilengkapi dengan sumur peresapan yang jaraknya dari septic tank paling sedikit 2,00m7.Kelebihan
air dari septic tank dan sumur kotoran
dialirkan ke sumur resapan dengan pipa
berlubang dengan diameter 10cm.8.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking