Vrydag 15 Maart 2013

SISTEM PLUMBING


PEMELIHARAAN  DAN PERAWATAN  PLUMBING

Definisi
Plumbing  adalah  system perpipaan beserta perlengkapannya yang dipasang di dalam bangunan atau gedung  serta persil atau halaman. Sistem Perpipaan tersebut terdiri antara lain dari :
1.Sistem Air bersih
2. Sistem air buangan
1. Air kotoran
2. Air kotor
3.Air  hujan
4.Air buangan khusus
3.Sistem ven sebagai penunjang sistem buangan
4.Sistem air panas
5.Sistem uap air
6.Sistem bahan bakar
7.Sistem springkler
8.Sistem pemadam
9.Sistem AC


PLUMBING

Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan sekitarnya.

Setiap usaha dan atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin. Dan berdasarkan hal tersebut telah ditetapkan peraturan pemerintah tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuang air bekas atau air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi higienis dan kenyamanan yang diinginkan.

Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi kebutuhan air bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efesien dan efektif (drainase), sehingga tidak terjadi kerancuan dan pencemaran yang senantiasa terjadi ketika saluran mengalami gangguan.
Drainase berasal dari bahasa Inggris “drainage” yang mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain) dan bagian penerima air (receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bagian lainnya seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun pompa.
Fungsi utama peralatan plumbing gedung adalah menyediakan air bersih dan atau air panas ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.

Sistem Instalasi Plumbing
Sistem instalasi plumbing pada gedung-gedung umumnya terbagi atas tiga bagian utama yang harus dipahami dan dirawat untuk mencapai tingkat kenyamanan penghuni :
Instalasi Plumbing Sistem Air Bersih.
Instalasi Plumbing Sistem Air Kotor Dan Air Bekas.
Instalasi Plumbing Sistem Venting.


Instalasi Plumbing Sistem Air Bersih.
Sumber air bersih diambil dari PDAM dimasukan ke dalam bak penampung air bersih (Clear Water Tank) atau Ground Water Tank (GWT), sedangkan sumber air yang berasal dari tanah atau sumur dalam (deep well) dimasukan kedalam penampung air baku (raw water tank).
Air dari Deep Well ini masuk ke tangki penampungan yang berfungsi juga sebagai tangki pengendap lumpur atau pasir yang terbawa dari sumur. Air yang berada di raw water tank diolah (treatment) di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya dialirkan ke clear water tank atau ground water tank, selanjutnya dialirkan ke tangki air atap (roof tank) dengan menggunakan pompa transfer.
Distribusi air bersih pada dua lantai teratas untuk mendapatkan tekanan cukup umummnya menggunakan pompa pendorong (booster pump), sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.

Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan satu hari pemakaian air. Dan kualitas air disesuaikan dg peraturan, UU dan standar yg berlaku di wilayah yang bersangkutan. Untuk Indonesia: SNI No. 01-0220-1987 tentang air minum yang boleh dialirkan ke alat plumbing, No.907/PERMENKES/VII/2002 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Kep-02/Men KLH/I/1998 tentang Baku Mutu Perairan Darat, Laut dan Udara, dan sistem plumbing standart nasional indonesia, SNI 03 – 6481 – 2000 Sistem Plumbing.
Sistem Penyediaan Air Bersih terbagi menjadi empat sistem:
Sistem Sambung Langsung
Sistem Tangki Atas
Sistem Tangki Tekan
Sistem Hydrocel
Sistem Diaphragma
Sistem Tanpa Tangki
Sistem kecepatan putaran pompa konstan
Sistem kecepatan putaran pompa variable

PERALATAN UTAMA & FUNGSI
Pompa Transfer, berfungsi untuk memompa air bersih dari ground water tank ke roof tank melalui pipa transfer. Beberapa jenis pompa transfer yang sering dipakai, antara lain :
·         End Suction Pump
·         Horizontal Split Case Pump
·         Multi Stage Pump
·         Centrifugal Pump

Pressure Tank, berfungsi untuk meringankan kerja pompa dari keadaan start-stop yang terlalu sering. Beberapa jenis pressure tank yang sering dipakai, antara lain :
Diaphragma Pressure Tank
Non Diaphragma Pressure Tank atau Well Pressure Tank
Peralatan pengaturan dan ukur, meliputi :
Check Valve, penahan aliran balik air didalam instalasi pipa.
Gate Valve, pengatur buka-tutup aliran air didalam pipa.
Ball Valve, pengatur jumlah aliran air didalam pipa.
Butterfly Valve, pengatur buka-tutup aliran air di dalam pipa.
Floating Valve, klep pengatur buka-tutup aliran air ke tanki.
Foot Valve, penahan air balik di bawah pipa isap.
Strainer, berfungsi sebagai filter air.
Flexible Joint, penahan getaran dan gerakan.
Pressure Gauge, pengukur tekanan.
Pressure Switch, alat kontak hubung-putus akibat tekanan.
Flow Switch, alat kontak hubung-putus akibat aliran.
Water Meter, pengukur debit air.


Sistem Sambung Langsung

Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih (PDAM). Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasi ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung skala kecil dan rendah.
Sistem Tangki Atas
Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai alasan tidak dapat diterapkan, sebagai gantinya banyak sekali digunakan sistem tangki atap. Sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah atau dipasang pada lantai terendah, kemudian dipompakan ke tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh lantai bangunan.
Sistem tangki atap ini seringkali digunakan dengan pertimbangan :


Selama air digunakan tidak terjadi perubahan tekanan yang berarti pada alat plumbing. Perubahan tekanan hanya terjadi karena akibat perubahan level air di dalam tangki atap sehingga harus diupayakan agar level air tetap konstan.
Pada sistem penyedia air tangki atas bekerja secara otomatis karena pada umumnya dilengkapi swith automatik sehingga kecil kemungkinan timbulnya kesulitan akibat penurunan tajam pada permukaan level air.
Perawatan tangki atas relatif lebih sederhana dibandingkan dengan sistem tangki tekan.
Perlu pompa cadangan untuk bangunan yang besar dan tinggi.
Karena tuntutan alat-alat plumbing, agar dapat bekerja dengan baik maka peletakan tangki atap menjadi penting. Sebagai contoh katub glontor (flush valve) dapat bekerja dengan baik jika tekanan air pada alat plumbing sebesar 1,00 kg/cm2 atau tinggi tangki atap lebih besar atau sama dengan 10 meter.
Jika peletakan tangki tidak memungkinkan sehingga tekanan tidak dapat tercapai maka perlu dipertimbangkan pemasangan pipa sambung langsung ke alat saniter atau alat plumbing (fixture) atau dengan memasang pompa pendorong (booster pump) agar kerugian tekanan berkurang. Memilih alat plambing yang tidak terlalu tinggi tuntutan tekanan kerjanya, misal kloset dengan katup glontor dengan tekanan kerja 0,6 kg/cm2 atau tinggi tangki 6,00 meter.
Sistem Tangki Tekan
Prinsip kerja dari sistem tangki tekan (hidrosfor) adalah sebagai berikut, air yang telah ditampung di dalam tangki bawah dipompa ke dalam tangki tertutup yang mengakibatkan udara didalamnya terkompresi sehingga tersedia air dengan tekanan awal yang cukup untuk didistribusikan ke peralatan plumbing di seluruh bangunan yang direncanakan. Pompa bekerja secara otomatis diatur oleh detektor tekanan, yang membuka dan menutup saklar penghasut motor listrik penggerak pompa. Pompa akan berhenti bekerja jika tekanan tangki telah mencapai batas maksimum yang ditetapkan dan mulai bekerja jika batas minimum tekanan yang ditetapkan telah dicapai.
Daerah fluktuasi tekan tergantung pada tinggi bangunan, misalkan untuk bangunan 2 – 3 lantai tekanan air harus mencapai 1 – 1,5 kg/cm2 atau 0.981 – 1,471 bar atau 10 – 11.5 mka (muka kolom air).
Kelebihan-kelebihan sistem tangki tekan adalah lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu menyolok dibandingkan dengan tangki atap, mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama pompa-pompa lainnya dan harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas menara. Disamping itu diperlukan juga kompressor dan keduanya dioperasikan secara automatis.
Selain itu yang perlu diperhatikan adalah kekurangannya, diantaranya : daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm2 sangat besar dibandingkan dengan sistem tangki atap yang hampir tidak ada fluktuasinya, dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap beberapa hari sekali harus ditambahkan udara dengan kompresor atau dengan menguras seluruh air dari dalam tangki tekan.
Rancangan volume udara dalam tangki umumnya sebesar 30% dari volume tangki dan sisanya berisi air. Seiring dengan berkurangnya udara maka kompressor menjadi kebutuhan mutlak harus dipasang.

Variasi sistem tangki tekan adalah sebagai berikut:
Sistem Hydrocel: Sistem tangki tekan hydrocel untuk tangki tekan menggunakan tabung bahan karet khusus yang dapat mengembang dan menyusut sesuai dengan tekanan tangki. Penambahan udara pada tangki tekan karet ini perlu karena tidak kontak langsung. Sistem ini mempunyai kekurangan yaitu air dalam tangki sedikit.
Sistem Tangki Tekan dengan Diapragma: Sistem tangki tekan dengan diafram ini, untuk tangki tekan menggunakan tabung bahan karet khusus sebagai pemisah air dengan udara.tekanan tangki. Penambahan udara pada tangki tekan karet ini perlu karena tidak kontak langsung. Sistem ini mempunyai kelebihan yaitu sebagai penyimpan air dan peredam pukulan. Namun dalam hal ini tidak dapat difungsikan secara bersama-sama.
Sistem tangki tekan dapat dianggap lebih berfungsi sebagai suatu sistem pengaturan tekanan dibandingkan dengan fungsinya sebagai penyimpan air, karena bukan sebagai sistem penyimpan air seperti tangki atap dan karena jumlah volume air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif sedikit, mengakibatkan pompa akan sering bekerja dan menyebabkan pompa lebih berat kerjanya.

Sistem Tanpa Tangki
Sistem ini sebenarnya tidak direkomendasi oleh berbagai pihak, Sistem ini tidak menggunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan ataupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa menghisap langsung dari pipa utama.

Ciri-ciri sistem tanpa tangki adalah mengurangi kemungkinan pencemaran air minum karena menghilangkan tangki bawah maupun tangki atas, mengurangi kemungkinan terjadinya karat karena kontak air dengan udara relatif singkat, kalau cara ini diterapkan pada bangunan pencakar langit akan mengurangi beban struktur bangunan, untuk kompleks perumahan perumahan dapat menggantikan menara air, penyediaan air sepenuhnya bergantung pada sumber daya, pemakaian daya besar dibandingkan dengan tangki atap dan harga awal tinggi karena harga sistem pengaturannya.Sistem ini terdapat dua sistem dikaitkan dengan kecepatan pompa, yaitu :
Sistem kecepatan putaran pompa konstan, Pompa utama selalu bekerja sedangkan pompa lain akan bekerja secara otomatik yang diatur oleh tekanan.
Sistem kecepatan putaran pompa variabel, Sistem ini untuk mengubah kecepatan atau laju aliran diatur dengan mengubah kecepatan putaran pompa secara otomatik. Sistem kecepatan putaran pompa variabel mempunyai keuntungan/ kerugiannya antara lain :
Mengurangi tingkat pencemaran air karena tidak menggunakan tangki,
Mengurangi terjadinya karat karena tidak kontak udara langsung,
Beban struktur semakin ringan karena tidak ada tangki atas,
Biaya pemakaian daya listrik besar,
Penyediaan air bersih tergantung pada sumberdayanya,
Investasi awal besar.

Instalasi Plumbing Sistem Air Kotor Dan Air Bekas.
Untuk limbah air kotor yang berasal dari toilet dan bangunan-bangunan penunjang masuk langsung ke septic tank yang dibuat berdekatan dengan bangunan tersebut, dan masuk ke dalam tangki resapan serta over flow diarahkan ke saluran terdekat.

Instalasi Plumbing Sistem Venting.
Sistem venting merupakan sistem instalasi plumbing yang dapat mengeluarkan udara yang terjebak di dalam instalasi pipa air buangan guna menghindari efek siphone.
Tujuan Sistem Plumbing
1.Menyediakan air bersih ke berbagai tempat
2.Manyediakan air buangan ketempat pembuangan akhir

Persyaratan Sistem Plumbing
1.Sistem air bersiha.
Menyediakan air bersih kesetia palat plumbing dengan ketentuan memenuhi syarat, Kualitas- Kuantitas Kontinuitasb.Tidak ada kemungkinan terjadinya aliran balik air buangan kedalam sistem air bersih.
2.Sistem air buangana.
 Mengalirkan air buangan dengan ketentuan  Secepat cepatnya Jarak sependek pendeknya. Tanpa terjadi penyumbatan mencegah masuknya pengganggu dan penyebab penyakit tersebut adalah : Bau-Gas-Binatang (serangga dan tikus)



 
Urutan prioritas sistem yang harus dierhatikan adalah :
1.Sistem air buangana.
a.Air kotoran (tinja dan air seni)
b.Air kotor (bekas cuci)
c.Air hujan

2.Sistem ven sebagai penunjang sistem buangan
3.Sistem air bersih Penjelasan mengenai urutan sistem yang diprioritaskan adalah sebagai berikut :
1.              Bila pada sistem air  buangan kotoran tinja ini terjadi kesalahan, maka akan timbul berbagai gangguan antara lain berupa bau dan kemungkinan penyebaran penyakit.
2.              Bila pada sistem buangan air kotor terjadi kesalahan maka akan timbul gangguan yang tidak separah sistem diatas, karena relatif berkualitas agak baik.
3.              Bila pada sistem buangan air hujan terjadi kesalahan maka akan timbul gangguan yang lebihringan lagi dari kedua sistem diatas
4.              Bila pada system ven terjadi masalah maka akan timbul gangguan yang mungkin sedikit sekali berpengaruh pada ketiga sistem tersebut diatas.
5.              Bila pada sistem air bersih terjadi kesalahan maka gangguan yang akan timbul dapat dikatakan ringan, karena kualitas airnya baik.Permasalahan
·                  Kebocoran
·                  Penyumbata
·                  Penurunan tekanan
·                  Penurunan kualitas air
·                  Temperatur/aliran tercampur
·                  Bau kurang sedap
·                  Genangan
SuaraPencegahan
1.Perencanaan yang baik dan benar
2.Pemeliharaan yang teratur
 
Septic Tank & SumurPeresapan(Rembesan)
Persyaratan pembuatan & pemeliharaan Septic Tank
1.      Dibuat dengan kedalaman min 2,00m di bawah permukaan tanah agar bakteri penghancur tinja (bakteri anaerob) dapat hidup
2.      Septic tank yang baru harus di isi penuh dengan air. Pada minggu pertama septic tank belumbekerja, baru setelah 3 minggu bakteri dapat hidup.Agar cepat matang septic tank yangbaru diberi lumpur dari septic tank yang lama.
3.      Tidak diijinkan membuang air sabun kedalam closet karena bakteri akan mati dan septic tank tidak dapat berfungsi (cepat penuh).
4.      Dinding septic tank dibuat dari dinding bata diplester 1:2 (kedapair) dan di aci.Bagian atas (tutup) septic tank dicor beton dan diberi tulangan besi.
5.      Septic tank harus diberi pipa hawa dengan ketinggian diatas bangunan atap dan bak control untuk memeriksa keadaan septic tank.
6.      Setiap septic tank harus dilengkapi dengan sumur peresapan yang jaraknya dari septic tank paling sedikit 2,00m7.Kelebihan air dari septic tank dan sumur kotoran dialirkan ke sumur resapan dengan pipa berlubang dengan diameter 10cm.8.



Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking